Enter your keyword

Study Visit to the Netherlands 2012

Study Visit to the Netherlands 2012

Saat ini, ITB dan TU Delft sedang mengembangkan kegiatan untuk material edukasi air minum dan sanitasi. Pada tanggal 2 -12 Juni 2012 Magister Teknik Lingkungan ITB melakukan kegiatan “Study Visit to the Netherlands 2012”, yang merupakan salah satu bentuk kerjasama ITB dengan Delft University of Technology tersebut.  Dengan supervisor Prof. Dr. Ing. Prayatni Soewondo dan Dr. Ing. Ir. Marisa Handajani, MSc., ke-14 mahasiswa Magister Teknik Lingkungan FTSL-ITB berangkat menuju Belanda, dimana sebelumnya dilepas langsung oleh Dekan FTSL ITB, Prof. Suprihanto Notodarmodjo, PhD.

Selaku host university, TU Delft mengkoordinir kegiatan seperti 2-days  workshop tentang New Educational Delivery Methods (OpenCourseWare) dan Presentations Skills, serta kunjungan lapangan  dengan supervisor Dr.  Ir.   Rusnandi   Garsadi,  MSc., Ir.   Bas  Heijman,   MSc. dan   Dr.  Ir.   Jasper   Verberk,  MSc.

Kunjungan Ke TU Deflt

  • Workshop. Workshop dibuka oleh Dr. Jasper Verberk. Beliau memperkenalkan sekilas tentang sistem perkuliahan di TU Delft dan pendidikan serta penelitian di Departement Water Management and Sanitary Engineering. Perkuliahan di TU Delft sudah menggunakan bahasa Inggris karena TU Delft merupakan salah satu kampus bertaraf internasional dan berkomitmen melakukan pertukaran ilmu pengetahuan secara global. TU Delft menganut sistem “open course ware” untuk perkuliahannya. Open Course Ware (OCW) merupakan sistem perkuliahan secara online dan terbuka untuk umum dimana setiap perkuliahan yang berlangsung di TU Delft direkam dan hasil rekaman tersebut dapat diunduh oleh mahasiswa dan umum secara gratis melalui website TU Delft (ocw.tudelft.nl). Dengan adanya sistem open course ware (OCW), TU Delft memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu dunia pendidikan. Pengajar termotivasi untuk menyampaikan materi / presentasi menjadi lebih baik dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Dengan OCW, mahasiswa dapat meningkatkan keinginan untuk mengulang materi perkuliahan secara mandiri (self study). Selain itu, OCW dapat meningkatkan kualitas pendidikan TU Delft sebagai kampus yang bertaraf internasional.

Hirarki Departement Water Management TU Delft terbagi ada 2 bagian yaitu sanitary engineering dan water resources management. Dalam sanitary engineering terbagi lagi menjadi drinking water engineering, sewerage systems, dan wastewater treatment. Sedangkan dalam water resources management terbagi menjadi hydrology dan water resources.

Semua kegiatan dan ringkasan penelitian mahasiswa S3 TU Delft Department Water Management and Sanitary Engineering terdokumentasi dengan baik dalam bentuk buku setiap tahunnya (annual research book ).

Materi workshop dipresentasikan oleh mahasiswa S3 TU Delft dengan judul “How to Make a Good Presentation”. Sesuai dengan judulnya materi presentasi mengajarkan kami teknik membuat presentasi dan menyajikannya menjadi menarik sehingga penonton tidak bosan dan tetap fokus pada materi presentasi. Penjelasan workshop terbagi atas pembukaan presentasi, isi presentasi, penutupan presentasi, pembuatan slide.

Presentasi. Setelah dibekali dasar-dasar persentasi maka peserta Study Visit diberi kesempatan untuk berlatih persentasi di depan semua peserta. Dr. Jasper Verberk dan Dr. Bas Heijman bertindak sebagai tim penilai dan memberikan saran perbaikan. Presentasi dari mahasiswa ITB dilakukan secara berkelompok dengan 2 mahasiswa perkelompok. Dengan berbagai saran dan masukan dari Dr. Jasper Verberk dan Dr. Bas Heijman kami dinyatakan lulus untuk pelatihan persentasi ini.

  • Perpustakaan TU Delft. Salah satu lokasi yang dikunjungi di TU Delft adalah perpustakaan TU Delft. Dari luar terlihat kerucut yang merupakan atap dari perpustakaan tersebut. Kerucut ini merupakan simbol dari teknologi. Di bagian bawah kerucut dan lapangan rumput inilah lokasi perpustakaan. Gedung ini merupakan gedung yang efisien dalam penggunaan energinya. Atap rumput memiliki efek isolasi dan dapat meredam fluktuasi temperatur. Tanaman yang ada dapat menyerap air hujan. Ketika air menguap secara berkala di musim panas, proses ini menyebabkan terjadinya efek pendinginan secara natural. Atap rumput ini juga mendukung instalasi suara yang baik. Terdapat dinding kaca dimana pada musim dingin ruangan akan relatif hangat dan pada musim panas juga tidak terlalu panas.

Perpustakaan TU Delft memiliki koleksi sebanyak 862.000 judul buku dimana terdapat pula buku elektronik, disertasi dan buku-buku sebelum tahun 1900. Terdapat 16.000 jurnal dimana 95% dapat diakses secara online, publikasi TU Delft Open Access sebanyak 32.000 (terdiri dari disertasi, thesis, materi kuliah, paten, artikel), online foto dan video, dan bermacam-macam referensi artikel, paten, standard atau statistik. Untuk melihat koleksi perpustakaan ini dapat diakses melalui www.library.tudelft.nl.

  • Laboratorium TU Delft. Setelah  mengunjungi perpustakaan pusat TU Delft, Dr. Jasper Verberk dan Dr. Bas Heijman dari Departemen Sanitary Engineering memandu peserta Study Visit  ITB mengunjungi fasilitas laboratorium di Fakultas Sipil dan Geosciences, khususnya di program MSc Water Management, Departemen Sanitary Engineering. Di Departemen Sanitary Engineering, terdapat dua buah laboratorium yaitu Laboratorium Air Limbah dan Laboratorium Air Minum. Laboratorium Air Limbah merupakan laboratorium pertama yang kami kunjungi. Guido Kooijman, kandidat PhD yang sedang melakukan penelitian di Laboratorium Air Limbah.  Laboratorium Air  Limbah di TU Delft berkonsentrasi pada proses bubble aeration, denitrifikasi, kinetika dari lumpur aktif, membran filtrasi (untuk air limbah) dan penyisihan fosfat.

    IPAL Harnaschpolder.

Study visit yang dilakukan pada hari Selasa, 5 Juni 2012 diawali dengan mengunjungi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Harnaschpolder. IPAL ini merupakan instalasi pengolahan dengan kapasitas 1,3 juta ekivalen pencemar (pollution equivalents/p.e.), sehingga menjadi IPAL terbesar di Belanda, serta salah satu terbesar di Eropa, yang mulai dibangun pada awal tahun 2004, dan mulai dioperasikan pada akhir tahun 2006.

Sistem yang dikembangkan pada IPAL Harnschpolder merupakan sistem yang konvensional, dalam rangka menjaga kualitas yang telah teruji selama lebih dari 5 tahun.Namun inovasi sistem tidak tertutup bagi IPAL ini.  Berbagai penelitian sedang dilakukan, salah satunya bekerja sama dengan TU Delft, namun masih dalam skala pilot.

Kunjungan di hari yang cerah tersebut diakhiri dengan berfoto bersama dengan Dr.  Ir.   Merle  de  Kreuk,   MSc. dari TU Delft dan Miss SM Scherrenberg dari WWTP Harnaschpolder.  Dari kunjungan tersebut menambah wawasan tentang proses pengolahan yang berlangsung, penelitian yang aplikatif, serta pengendalian kualitas, tidak hanya kualitas produk namun juga kualitas lingkungan di sekitar IPAL Harnaschpolder.

Evides – Berenplaat Treatment Plant.

Rombongan mahasiswa magister Teknik Lingkungan ITB melakukan kunjungan lapangan ke Berenplaat Treatment Plant pada tanggal 6 Juni 2012. Sebelum memasuki kawasan treatment plant, rombongan diberi sambutan dan pengarahan dari water technologist di Evides, Rinnert Schurer, dan perwakilan dari Fakultas CiTG Delft University of Technology, Jesper Verberg.

Berenplaat merupakan treatment plant air minum terbesar di Belanda yang dimiliki oleh perusahaan air minum Evides dan berlokasi di Spijkenisse. Dengan mengolah air permukaan sebanyak 100 juta m3 per tahun, Berenplaat memasok kebutuhan air minum bagi masyarakat yang tinggal di Rotterdam South, Hoeksche Waard, pulau di Provinsi Zuid – Holland, Westland, Schiedam, Vlaardingen, Maasslius, serta kawasan industri di Rotterdam Port. Berenplaat memiliki kapasitas produksi sebesar 18.000 m3 air minum per jam dan mulai difungsikan pada tahun 1966.

Melalui kunjungan ini, wawasan para peserta study visit menjadi lebih terbuka, terutama mengenai pengolahan dan managemen air minum yang ada di negara maju seperti Belanda. Terlebih di Indonesia, teknologi pengolahan air minum masih belum sampai ke tahap siap minum dari keran, sehingga teknologi yang telah dipelajari tersebut dapat menjadi bekal berharga bagi peserta dalam pengembangan implementasinya di Indonesia.

Kinderdijk.

Simbol dari keberhasilan Belanda di bidang manajemen air ini menjadi lengkap dengan suasana lingkungan sekitarnya yang sangat menakjubkan.  Langit cerah mengiringi kami, dengan kapal Nehalennia dari tempat pemberangkatan dekat Erasmus Bridge, Rotterdam selama satu jam hingga mencapai Kinderdijk.

Sebanyak sembilan belas kincir angin (windmill) tetap kokoh berdiri sejak 1740 hingga kami mengunjunginya di 7 Juni 2012.  Dibangun di Alblasserwaard, daerah antara Sungai Lek dan Merwede, sekira 10 kilometer sebelah tenggara Rotterdam, 5 kilometer sebelah utara Dordrecht, difungsikan untuk mencegah banjir.  Kincir angin akan memutar pedal raksasa untuk memompa air sungai ke waduk hingga ketinggian air sungai normal kembali.  tersebut.  Pada tahun 1997, kincir angin Kinderdijk menjadi salah satu World Heritage List of UNESCO

Van Gogh Museum.

Museum Van Gogh ini terletak di Museumplein (museum square) dimana terdapat pula taman kota dan 3 gedung seni dan budaya lainnya yang paling penting di Amsterdam, Rijksmuseum (museum negara), Stedelijk (Museum seni modern kota), the Vincent Van Gogh Museum, and the Concertgebouw (pusat orkestra Royal Concertgebouw). Museumplein terletak di luar pusat kota Amsterdam, sebelah timur Vondelparkdan sebelah selatan Leidseplein.

Bangunan utama dari Vincent Van Gogh Museum ini dirancang pada tahun 1963 oleh Gerrit Rietveld. Termasuk bangunan baru jika dibandingkan dengan museum lainnya namun sejak dibuka untuk umum pada tahun 1973 museum ini langsung menjadi terkenal dan menjadi museum seni paling terkemuka di dunia berdasarkan koleksi lukisan dengan kualitas yang luar biasa. Museum didedikasikan untuk pelukis Vincent Van Gogh atas kerja kerasnya dan dedikasi hidupnya dalam melukis.

Neeltje Jans.

Rangkaian Study Visit to the Nederland juga mengunjungi Taman Delta Park-Neeltje Jans. Di taman ini peserta dapat melihat Stormvloedkering yaitu sebuah bendungan yang merupakan rangkaian dari 13 bendungan dalam Proyek Delta Works yang dibangun untuk menghindarkan Belanda dari banjir air laut. Rangkaian proyek besar ini diinisiasi karena adanya North Sea Flood pada tahun 1953.

Neeltje Jans merupakan nama dari sebuah pulau artificial yang dibangun di akhir rangkaian bendungan ini. Pada masa pembangunan, pulau ini dipergunakan untuk memfasilitasi pembangunan bendungan Delta-Work. Setelah pembanguan bendungan selesai pada tahun 1986, pulau ini lalu dimanfaatkan sebagai pusat edukasi untuk pengunjung dan juga untuk pemeliharaan dari bendungan.

Sebagai Pusat Edukasi pulau Neeltje Jans ini  menyediakan akses untuk memasuki bendungan dan juga untuk mengenal satwa liar yang berada di daerah sekitar bendungan. Dalam pusat edukasi ini juga dapat dilihat penjelasan menyeluruh mengenai proses pembangunan bendungan.

Canal Bus Amsterdam.

Amsterdam merupakan ibukota Belanda yang memiliki lebih dari ratusan kilometer canal dengan 90 pulau dan 1500 jembatan penghubung. Canal ini sudah menjadi bagian dari tata wilayah kota Amsterdam sejak abad ke 14. Namun, sebagian besar canal yang ada saat ini dibangun pada abad ke 17. Pembangunan canal ini bertujuan sebagai sistem drainase kota dalam upaya pencegahan banjir mengingat Belanda merupakan negara yang memiliki permukaan dibawah air laut. Seiring dengan pembangunan yang dilakukan di Belanda, sebagai ibukota Amsterdam memanfaatkan keberadaan canal yang dibangun dalam tiga seri canal yang semisirkularis yang mengelilingi pusat kota-kota tua di sekitarnya untuk dijadikan sebagai pusat pariwisata di Amsterdam.  Canal merupakan salah satu cara untuk melakukan perjalanan mengelilingi kota dengan mudah sehingga dapat mengenal budaya dan kehidupan sosial di Amsterdam. Terdapat sistem canal yang menunjang para turis untuk mengelilingi tiga seri canal yang dinamakan “canal bus” yang yang memberikan kemudahan untuk dapat menikmati keindahan kota Amsterdam. Canal telah menjadi bagian infrastruktur pariwisata Amsterdam yang dioperasikan dengan kapal bisnis sehingga mendatangkan pendapatan yang besar bagi Amsterdam. Terdapat 3 jalur dan 17 halte sepangjang jalur Canal Bus. Jalur tersebut adalah jalur hijau,merah dan biru. Jalur hijau merupakan jalur yang melewati beberapa bangunan kuno Amsterdam, jalur merah merupakan jalur yang melewati 5 museum yang terkenal di Kota Amsterdam, sedangkan jalur biru merupakan jalur yang utama kanal – kanal Amsterdam yang melewati semua bangunan penting dan kuno serta melewati beberapa museum – museum.

Terima kasih kepada para sponsor (PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, PT Aneka Fermentasi Industri, Ganesha Environmental Energy Service, Ibu Ati alumni Teknik Lingkungan ITB, dan Blackjack), Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, dosen dan karyawan Program Magister Teknik Lingkungan ITB, TU Delft (profesor, asisten profesor, dosen, karyawan dan mahasiswa yang berpartisipasi), Harnaschpolder WWTP, Evides Berenplaat Treatment Plant, Bapak Rusnandi Garsadi, Keluarga Ms Merle De Kreuk, tuan rumah kami selama tinggal di Belanda (Keluarga Ibu Reni-Bp. Widya, Mbak Wike, Mbak Oci, keluarga Ibu Enik dan keluarga Bp. Senot), kedutaan Belanda dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, sehingga kegiatan Study Visit dapat berjalan lancer.