Enter your keyword

Ir. Jodi Firmansjah, MSE, Ph.D [anggota Kelompok Keahlian Rekayasa Struktur] menyampaikan orasi ilmiah pada acara Peringatan 90 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia

BANDUNG, itb.ac.id – Memperingati 90 tahun pendidikan tinggi teknik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan sidang terbuka di Aula Barat Kampus ITB, Senin (12/07/10). Pada sidang terbuka kali ini, rektor ITB Prof. Akhmaloka Ph.D menyampaikan pidato mengenai perjalanan ITB selama 90 tahun ke belakang. Dua buah orasi ilmiah disampaikan oleh Dr. Jodi Firmansyah dan Dr. Yasraf Amir Piliang. ITB juga memberi penghargaan kepada 30 dosen.

Dalam pidatonya, rektor memaparkan bagaimana sejarah perkembangan ITB dimulai sejak didirikannya Technische Hogeschool (TH) pada 3 Juli 1920. Gejolak politik di negeri ini turut memengaruhi TH.

Zaman penjajahan Jepang pada 1942, TH diubah menjadi Kogyo Daigaku. Pada 1947, setelah agresi militer Belanda TH direbut kembali dan diberi nama Universitet van Indonesie. Pada 2 Maret 1959 berdiri ITB sebagai lembaga terpisah.

“Perkembangan dari TH ke ITB bukan sekadar perubahan nama dan status kelembagaan, namun juga menampakkan perubahan spirit, karakter, visi, dan misi,” kata rektor.

ITB bertekad menjadikan iptek dan pendidikan teknik sebagai agen kemajuan bangsa. Untuk mengurangi kesenjangan iptek di masyarakat ITB mengupayakan tiga langkah berikut
Diseminasi Informasi Iptek ITB yang menjadikan hasil-hasil penelitian di ITB lebih mudah diakses publik,
Peningkatan Kemampuan Serap Iptek, dan
Pemantauan Kebutuhan Iptek di masyarakat.

Orasi Ilmiah
Sudah jadi tradisi ITB memberi kesempatan pada dosen-dosen menyampaikan pidato ilmiah sesuai bidang keahlian mereka. Pada sidang kali ini, Dr. Jodi Firmansyah dan Dr. Yasraf Amir Piliang menyampaikan orasi ilmiah mereka di hadapan rektor, majelis wali amanat, guru besar, dan segenap civitas akademika ITB.

Dr. Jodi menyampaikan potensi SDM dan SDA Indonesia untuk menjadi tuan rumah dalam pembangunan jembatan panjang. Ia juga sedikit menyinggung masalah rencana pembangunan jembatan selat Sunda dan menyampaikan pendapatnya.

Sedangkan Dr. Yasraf Amir Piliang, dalam pidatonya menyampaikan mengenai pentingnya nilai seni dan pemikiran dalam setiap hasil karya. Dia mengatakan, Sains, Teknologi, dan Art merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Penghargaan
Pada sidang kali ini, ITB memberi penghargaan pada 30 dosen yang telah berjasa pada ITB. Namun, ini tidak berarti hanya mereka yang telah berjasa kepada ITB. Seluruh civitas akademika ITB memiliki jasa pada perkembangan ITB.

ITB memberikan penghargaan Ganesa Cendekia Widya Adiutama kepada 23 penerima dan 7 penerima lainnya menerima penghargaan Ganesha Widya Jasa Adiutama.

sumber : Berita ITB