Enter your keyword

Mengenal berbagai Program Studi di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB bersama Open House FTSL ITB

Mengenal berbagai Program Studi di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB bersama Open House FTSL ITB

BANDUNG, itb.ac.id – Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan open house untuk memperkenalkan berbagai program studi yang ada di dalamnya kepada calon mahasiswa, orang tua murid, dan juga para mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB FTSL ITB) pada Sabtu (9/4/2022).

Acara ini memiliki dua sesi utama yang terdiri dari pemaparan masing-masing program studi oleh para Ketua Program Studi masing-masing jurusan dan juga cerita perkuliahan di masing-masing jurusan oleh para Ketua Himpunan Mahasiswa jurusan yang ada di FTSL ITB. Kedua sesi ini juga membuka sesi tanya dan jawab.

Sesi pertama dibuka oleh pemaparan berbagai jurusan yang ada di FTSL ITB di Kampus Ganesha yaitu Teknik Sipil, Teknik Kelautan, dan Teknik Lingkungan.

Jurusan pertama yang dijelaskan adalah Teknik Kelautan oleh Ketua Program Studi Teknik Kelautan ITB, Dr. Hendriyawan, S.T, M.T. “Teknik Kelautan adalah jurusan yang mempelajari tentang pembangunan infrastruktur di kawasan lepas pantai yaitu laut,” papar Dr. Hendriyawan.

Program studi Teknik Kelautan ini terdiri dari dua kelompok keahlian yaitu Teknik Pantai dan Teknik Lepas Pantai. Bukan hanya belajar tentang membangun bangunan di kawasan pantai dan laut, program studi ini juga belajar tentang pengaruh yang akan terjadi kepada alam ketika dilakukan pembangunan dan juga belajar tentang penjagaan keamanan kondisi lingkungan setelah dilakukan pembangunan. Dr Hendriyawan juga menjelaskan bahwa para mahasiswa Teknik Kelautan akan melakukan kuliah lapangan di kawasan pantai dan lepas pantai.

Beralih ke program studi selanjutnya yaitu Teknik Lingkungan. Pemaparan tentang jurusan Teknik Lingkungan dipaparkan oleh Dosen Teknik Lingkungan ITB, Mayrina Firdayati, S.Si., M.T. Teknik Lingkungan adalah jurusan yang mempelajari berbagai permasalahan lingkungan dan solusinya seperti konservasi sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengendalian pencemaran akibat limbah.

“Secara spesifik, perkuliahan pada Teknik Lingkungan akan memuat berbagai pelajaran seperti ekosistem, kimia lingkungan, hidrologi, kesetimbangan massa, kualitas udara, dan limbah,” papar Mayrina. Untuk persebaran alumni Teknik Lingkungan ITB, kebanyakan alumni Teknik Lingkungan ITB banyak bekerja di sektor Infrastruktur, Sanitasi, dan juga Industri khususnya Green Manufacturing.

 Selanjutnya, acara memasuki pemaparan tentang jurusan Teknik Sipil oleh Ketua Program Studi Teknik Sipil ITB, Endra Susila, S.T, M.T, Ph.D. Teknik sipil adalah bidang ilmu yang mempelajari pembangunan, perancangan, manufaktur, pengelolaan, dan konservasi dari beragam fasilitas dan sistem untuk mendukung sebuah kota, pedesaan, dan perkotaan seperti jalan, jembatan, dan bangunan.

Endra juga menegaskan bahwa konstruksi atau pembangunan adalah aktivitas yang tidak akan pernah berhenti. “Untuk menunjang perkuliahan dan pembekalan mahasiswa sebagai calon insinyur sipil, Teknik Sipil ITB memiliki berbagai laboratorium. Mulai dari Laboratorium Struktur dan Bahan, Laboratorium Mekanika Tanah, Laboratorium Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, Laboratorium Rekayasa Jalan dan Lalu Lintas, dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air,” jelas Endra.

Acara pada sesi pertama dilanjutkan oleh pemaparan program studi yang ada di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Kampus Jatinangor yaitu Rekayasa Infrastruktur Lingkungan dan Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air.

Program studi pertama yang dijelaskan adalah Rekayasa Infrastruktur Lingkungan oleh Ketua Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Dr. Mochammad Chaerul, S.T, M.T. “Rekayasa Infrastruktur Lingkungan adalah program studi yang memiliki sasaran utama untuk kesehatan lingkungan dan manusia. Program studi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini akan sumber daya manusia di bidang air bersih dan sanitasi,” papar Dr. Chaerul.

Program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan ini juga memiliki target untuk mencapai SDG ke-6 yaitu clean water and sanitation. Dr. Chaerul juga menjelaskan bahwa program studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan sangat dibutuhkan karena kebutuhan akan air minum dan sanitasi menjadi salah satu kebutuhan terbesar di Indonesia pada sektor infrastruktur.

Terakhir, dipaparkan tentang program studi Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air oleh Ketua Program Studi Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air ITB, Dr. Eng. Arno Adi Kuntoro, S.T, M.T. Jurusan ini akan mempelajari berbagai hal terkait air dan infrastruktur. Mulai dari perencanaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan, perencanaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan air untuk mencegah kekeringan, perencanaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan energi, perencanaan infrastruktur untuk mengurangi risiko banjir, aspek konservasi lahan, perencanaan infrastruktur pelindung muara dan pantai,  serta otomasi pengukuran hidrologis.

Sesi kedua pada acara ini diisi oleh cerita pengalaman para mahasiswa dari setiap program studi di FTSL ITB. Mahasiswa yang bercerita pada sesi ini adalah mahasiswa tingkat akhir dan para Ketua Himpunan mahasiswa jurusan di FTSL ITB. Mereka menceritakan tentang pengalaman mereka dari awal memilih dan masuk ITB, menjalani perkuliahan di ITB, hingga pengalaman berorganisasi yang mereka jalankan selama di jurusan yang mereka tempuh.

Dari berbagai cerita yang disampaikan oleh para perwakilan mahasiswa, terdapat kesimpulan yang senada. Mereka bercerita bahwa perkuliahan di FTSL ITB mengajarkan mereka banyak hal baru baik dari sisi akademis maupun nonakademis. Dari sisi akademis, mereka belajar banyak hal yang jauh lebih advanced dan mendalam ketimbang saat mereka SMA. Hal ini yang juga akhirnya menimbulkan kedisiplinan dan ketekunan yang lebih tinggi kepada diri mereka masing-masing.

Selain itu, mereka juga bercerita bahwa pengalaman berorganisasi dan berhimpun selama menjadi mahasiswa di FTSL ITB membawa banyak pengalaman dan pelajaran yang mengasah soft skill mereka yang tentunya akan sangat terpakai di masa depan. Tidak lupa juga, organisasi dan himpunan di ITB sering memfasilitasi mahasiswa untuk berkarya, berinovasi, dan melakukan kegiatan bermanfaat untuk membantu kehidupan orang-orang sekitar.

Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)