Pengenalan Program Studi Tahap I TPB FTSL 2017-2018
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan kembali mengadakan acara pengenalan program studi di untuk mahasiswa TPB angkatan 2017/2018. Pertemuan ini merupakan pertemuan awal bagi 413 mahasiswa TPB FTSL. Dalam pertemuan ini setiap Ketua Program Studi akan menjelaskan tentang Program Studi Sarjana di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan.
Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FTSL Prof. Ade Sjafruddin, Ph.D, dalam sambutannya beliau mengungkapkan rasa bangganya kepada semua mahasiswa TPB 2017/2018 yang sudah diterima di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Tak lupa beliau juga mengingatkan kepada seluruh mahasiswa bahwa ini adalah awal bagi semua mahasiswa, karena nantinya mereka akan dijuruskan ke prodi-prodi yang ada di FTSL,mereka diingatkan untuk selalu fokus dan sungguh-sungguh dalam proses belajar di baik itu di tahap persiapan bersama atau TPB dan nanti tahap sarjana di masing-masing program studi.
Untuk memotivasi para mahasiswa TPB FTSL, pada acara tersebut juga diumumkan Dean’s List FTSL atau penghargaan dari Dekan FTSL untuk para mahasiswa di setiap Program Studi Sarjana yang memiliki nilai rata-rata (NR) semester terbaik pada semester 2 tahun 2016/2017. Dan berikut daftar mahasiswa yanag mendapat Dean’s List FTSL.
Teknik Sipil
Teknik Lingkungan
Teknik Kelautan
Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
Sebelum memulai penjelasan dari para Kaprodi, diawali dengan penjelasan mengenai Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Ir. Irsan Soemantri Brodjonegoro, Ph. D. Selain menjelaskan secara umum tentang FTSL, ada beberapa hal yang ditegaskan oleh beliau terutama mengenai aturan akademik.
Diawali oleh Joko Nugroho, Ph.D ketua Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA), yang menjelaskan tentang latar belakang dibentuknya Program Studi Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, yaitu Suatu program studi Sarjana bidang SDA perlu dibentuk untuk mencetak SDM yang dapat menjawab permasalahan di bidang SDA. Program studi yang berada di jatinangor ini merupakan program studi yang terbilang baru di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Beliau menjelaskan mengenai apa saja yang dipelajari mahasiswa TPSDA, fasilitas yang dimiliki serta prospek profesi sarjana TPSDA.
Selesai Program Studi TPSDA dilanjutkan dengan Prodi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan, Ketua Program Studi RIL Rofiq Iqbal, Ph.D. menjelaskan perbedaan mendasar anatara Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan dan Program Studi Teknik Lingkungan yang lebih dulu. Program Sarjana Teknik Lingkungan (Environmental Engineering Program) lebih mengkonsentrasikan kurikulumnya untuk mencetak Sarjana Teknik dengan kompetensi lulusan pengelolaan dan pengendalian pencemaran lingkungan, dengan target pasar utama adalah industry. Sedangkan Program Sarjana Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (Environmental Infrastructure Engineering, secara global dikenal dengan Sanitary Engineering) lebih mengkonsentrasikan kurikulumnya untuk mencetak Sarjana Teknik dengan kompetensi lulusan bidang perancangan bangunan dan akses untuk air minum, air limbah, persampahan, dan sanitasi domestik dengan target pasar utama adalah public utility.
Kemudian dilanjutkan oleh Ketua Program Studi Teknik Kelautan Dr. Ir. Andojo Wurjanto, beliau menekankan bahwa Indonesia merupakan Negara kelautan namun program studi teknik kelautan di Indonesia masih sangat sedikit, untuk itu peluang lulusannya masih sangat terbuka lebar. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang visi ke depan dari teknik kelautan FTSL-ITB, yaitu 5 kompetensi teknik pantai, teknik lepas pantai, perkapalan, akustik bawah laut, dan energi laut. Namun untuk saat ini teknik kelautan FTSL-ITB baru ada 2 kompetensi yaitu teknik pantai dan teknik lepas pantai .
Giliran Dr. Benno Rahardyan, dari Program Studi Teknik Lingkungan yang menjelaskan tentang prodi teknik lingkungan. Program studi teknik lingkungan yang awalnya merupakan program Teknik Penyehatan di bentuk tahun 1962, dan merupakan program studi teknik lingkungan tertua di Indonesia. Sejak tahun 2008 kurikulum teknik lingkungan berubah berdasarkan ABET, dan tahun 2013 mendapatkan akreditasi dari ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology).
Dan terakhir penjelasan program studi Teknik Sipil oleh Ir. Muhamad Abduh, Ph.D., program studi yang paling tua di ITB ini saat ini didukung 76 staf pengajar yang siap membimbing mahasiswanya menjadi Rekayasawan Kompeten di masa mendatang, yang terdiri 16 Guru Besar, 22 Lektor Kepala, 16 Lektor dan 22 Asisten Ahli. Program studi Teknik Sipil memiliki Program Terpadu Sarjana Magister yaitu program sarjana dan program magister yang linier dan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang berkemampuan tinggi mengembangkan dirinya secara optimal. Jadi masa studi S1 dan S2 yang lebih singkat (5 tahun).