KELAS 26
Dosen :
- Ir. Idwan Santoso, M.Sc., DIC., Ph.D.
- Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo, MT., Ph.D.
KELOMPOK 1
Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu sungai yang masuk ke dalam kategori 20 sungai penyumbang sampah plastik ke laut dunia. Banyaknya sampah plastik di Bengawan Solo dipengaruhi oleh aktivitas penduduk di sekitar sungai. Sampah plastik tersebut berasal dari sampah rumah tangga dan sampah industri. Selain itu, kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah ke sungai menyebabkan terjadinya penumpukan sampah pada Sungai Bengawan Solo.
Banyaknya sampah plastik pada Bengawan Solo menyebabkan pemanfaatan aliran sungai bengawan solo terbatas karena ketersediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat berkurang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kami menggunakan alat yang diberi nama INFLOCUBE. Alat ini bertujuan untuk mengangkut dan mengumpulkan sampah makroplastik dari sungai menuju ke bak penampungan sampah di tepi sungai secara otomatis. Kami melakukan penambahan kubus apung di kanan dan kiri bagian depan dari mulut conveyor dengan tujuan menahan sampah sementara sebelum naik ke atas conveyor.
Alat ini menggunakan panel surya sebagai sumber energi agar lebih ramah lingkungan.
KELOMPOK 2
Sungai Cikapundung terindikasi sudah tercemar
Sungai Cikapundung merupakan salah satu anak sungai Citarum yang digunakan sebagai irigasi, perikanan, dan penunjang aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, serta sebagai bahan baku air minum bagi sebagian masyarakat kota Bandung. Pencemaran disebabkan oleh pembuangan limbah domestik dengan jumlah yang tidak wajar dan penggunaan lahan di sekitar sungai yang berlebihan.
Untuk mengatasi pencemaran sampah plastik yang ada di Sungai Cikapundung, kami mendesain sebuah alat yang bernama
COBAL (Conveyor Baling-baling)
Cobal memiliki kapasitas pengangkatan sampah sebesar 300-500 kg/30 menit ini, merupakan gabungan dari 1 buah belt conveyor dan 4 buah baling-baling yang terpasang pada sebuah kerangka dinamis.
Sampah yang mengalir searah arus sungai akan diangkut oleh keempat baling-baling secara bergantian yang bergerak melawan arus sungai. Sampah yang sudah tersaring akan dijatuhkan ke atas conveyor dan dibawa ke tas penampung sampah. Sumber energi utama mesin ini juga berasal dari panel surya yang membantu mengkonversi energi panas dari matahari menjadi energi listrik yang digunakan sebagai sumber energi utama untuk menggerakkan motor
KELOMPOK 3
Sampah plastik numpuk di sungai lalu apa yang bisa kita lakukan?
Pada zaman sekarang sampah plastik banyak terkumpul di badan-badan air, terutama sungai. Sampah yang menumpuk dapat menyebabkan bencana yang dapat berbahaya, seperti banjir. Oleh karena itu, sebagai penerus bangsa, kita harus memikirkan solusi untuk permasalahan tersebut.
Kelompok kami, yaitu kelompok 3 dari Kelas PRD 26, mengusulkan suatu solusi untuk mengatasi sampah plastik menumpuk di sungai. Dengan menggunakan Sungai Citarum di Kota Cimahi sebagai studi tempat, kami mengusulkan Gross Pollutant Trap Continuous Deflective Separation Indirect Screen sebagai alat yang mampu membersihkan sampah dari sungai.
GPT CDS indirect screen ditempatkan di ujung samping tiap anak sungai yang ada di Sungai Citarum di Kota Cimahi (ada empat, yaitu Cimahi, Cisangkan, Cibeureum, dan Cigugur). GPT CDS indirect screen akan menampung sampah-sampah plastik yang mengapung di sungai lalu setiap dua kali sebulan sampah yang terkumpul di dalam GPT CDS akan dikumpulkan dan dibawa ke TPS terdekat.
Free Citarum River in Cimahi From Waste!
KELOMPOK 4
Halo, temen-temen semua!!
Tau ngga sih, kalau tahun 2018 lalu Sungai Citarum sempat viral gara-gara ditetapkan sebagai sungai terkotor di dunia oleh lembaga World Bank. Salah satu penyebabnya adalah tingkat limbah dan polusi di Sungai Citarum yang dinilai sudah sangat mengkhawatirkan, terutama sampah plastik yang hampir banyak dijumpai di tiap bagian sungai.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 4 Kelas 06 PRD FTSL ITB mengusulkan suatu rancangan desain yang diperkirakan mampu mengatasi masalah tersebut. Nama rancangan alatnya yaitu Mr. Trash Wheel.
Mr. Trash Wheel merupakan sebuah alat pembersih sampah yang diciptakan oleh John Kellet pada tahun 2008. Alat ini merupakan sebuah kapal yang membuang sampah dari sungai Jones Falls saat bermuara di Pelabuhan Bagian Dalam di Baltimore, Maryland. Mr. Trash wheel ini didukung oleh roda air dan sel surya, serta menempatkan sampah dari pelabuhan ke ban berjalan di atas kapal yang mengarahkannya ke tempat sampah di kapal.
Adapun spesifikasi yang dimiliki oleh alat ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat bekerja dalam kondisi sungai yang berarus kecil
2. Kapasitas alat dapat menampung sampah hingga 10 ton/hari
3. Menggunakan material yang kuat, antikorosi, berkualitas, dan mudah didapat
4. Tidak mengganggu lingkungan sekitar
5. Tidak merusak pemandangan atas keindahan sungai
Selain itu, inovasi yang kami tambahkan dalam rancangan ini adalah sensor pendeteksi kapasitas sampah dan penambahan jumlah dumster yang digunakan.
Kami berharap dengan adanya desain rancangan ini, permasalahan sampah di Sungai Citarum dapat terselesaikan dengan baik dan pada akhirnya Sungai Citarum bisa bersih kembali.
KELOMPOK 5
Bendungan didesain agar dapat mengaliri daerah pertanian sekaligus menghubungkan kedua desa yang memiliki perbedaan ketinggian sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar desa.
Kelompok 5 PRD K26 mendesain ulang rancangan bendungan yang umum kita lihat dengan menambahkan struktur penunjang transportasi seperti jalan yang menanjak. Struktur bangunan bendungan juga didesain ulang agar sesuai dengan karakteristik daerah yang memiliki perbedaan ketinggian.
Material penyusun bangunan yang dipilih memiliki fungsi yang mampu menunjang kebutuhan kedua desa secara maksimal namun tetap dengan budget yang minimal.
—Strive for perfection in everything you do. Take the best that exists and make it better. When it does not exist, design it. (Sir Henry Royce)
KELOMPOK 6
Dari tahun 1972 sampai 2020 terjadi abrasi di Pantai Kuta dengan rata-rata kemunduran garis pantai sebesar 46 cm per tahunnya, hal itu berpotensi besar mengganggu keberlangsungan segala aktivitas yang ada di Pantai Kuta, termasuk aktivitas budaya dan agama. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja, lalu bagaimana solusinya???
Melalui tinjauan dari 5 aspek penting yaitu efektivitas, morfologi pantai, biaya kontruksi, pemeliharaan, dan kegiatan masyarakat, breakwater rubblemound hadir sebagai solusi terbaik dari permasalahan abrasi di Pantai Kuta, alat ini akan mengurangi energi gelombang yang sampai ke mulut pantai sehingga abrasi yang terjadi dapat diminmalisir. Breakwater rubblemound ini memiliki panjang 600 meter, lebar 34 meter, dan tinggi 10,5 meter dengan biaya total pembangunan sebesar Rp.110.315.019.000,00
DI LAUT KITA JAYA DI DARAT KAYA RAYA
JAYALAH KMKL ITB
KELOMPOK 7
✨Rancangan Jembatan dan Pipa Air✨
Rancangan ini merupakan hasil dari tugas akhir mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Desain FTSL ITB 2020.
Rancangan ini adalah solusi dari permasalahan buatan yang dibuat guna menilau kemampuan analisis dan problem solving dari mahasiswa.
Pada tugas akhir ini, kelompok kami memutuskan untuk memberikan solusi untuk contoh permasalahan di lingkup jurusan Teknik Sipil.
KELOMPOK 8
DESAIN RANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
🌊 Energi gelombang pantai yang terlalu besar dan berkurangnya volume pasir di dataran menjadi sebab utama terjadinya abrasi pantai.
📍Abrasi yang terjadi di Pantai Sayung, Kabupaten Demak, telah mengakibatkan kemunduran garis pantai hingga 5 kilometer selama kurun waktu 9 tahun terakhir.
🚫 Hal ini memberikan dampak negatif di berbagai bidang, yaitu tingkat kecemasan masyarakat semakin tinggi, penurunan pendapatan masyarakat karena berkurangnya daratan, dan penurunan jumlah wisatawan.
🏗 Mengacu kepada permasalahan ini, dibutuhkan bangunan atau struktur pantai yang dapat menyerap energi gelombang dan mempertahankan volume pasir di pantai tersebut.
📚 Berdasarkan aspek-aspek penilaian, proses desain, dan kajian literatur yang telah dilakukan, kami memilih breakwater sisi miring sebagai solusi permasalahan pantai ini.
🏝 Breakwater ini terletak di depan Makam Syekh Mudzakir dengan panjang 1 km, lebar 20 m, dan tinggi 5,6 m.