Silaturahmi para PNA FTSL untuk Sambut Bulan Suci Ramadhan 1429 H
Jumat, 29 Agustus 2008
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB menyelenggarakan pertemuan/silaturahmi diantara para Pegawai Non Akademik (PNA) dengan pimpinan FTSL-ITB dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1429 Hijriah.
Acara yang dilaksanakan pada Hari Jumat, 29 Agustus 2008 di Ruang ALSI-FTSL tersebut, dimulai pukul 15:00 – 17:00 WIB, dengan susunan acara sebagai berikut:
- Pembukaan, disampaikan oleh protokoler ; ibu Ida [Prodi Teknik Sipil]
- Pembacaan Ayat Suci Al-Quran, oleh Wilyon N, (Prodi Teknik Sipil] dan Sari Tilawah disampaikan oleh Iin Varidah [Fakultas]
- Sambutan Pimpinan Fakultas; diwakili oleh Kabag – TU
- Siraman Rohani, oleh Ust. Z.A. Mustofa, M.Ag.
- Doa & Tutup
Acara ini dihadiri oleh seluruh PNA – FTSL meliputi dari Lab., Perpustakaan, Kelompok Keahlian [KK], Program Studi, dan kantor Fakultas. Sambutan Pimpinan FTSL yang disampaikan oleh Kabag TU, antara lain mengajak seluruh jajaran staf Administrasi dan Teknisi untuk menyiapkan diri [lahir maupun batin] dalam memasuki bulan Suci Ramadhan dan tetap menjaga semangat kerja tetap tinggi selama bulan puasa tersebut.
Sementara itu Ustad Z.A. Mustofa, M.Ag. dalam tausiahnya menyampaikan bahwa Bulan Suci Ramadhan merupakan bulan training dan bulan untuk mendapatkan 2 cahaya penerang terhadap 2 kegelapan. Selama bulan puasa kita ditraining tentang kejujuran, kesabaran, merasakan perasaan orang lain, aqidah, dan sebagainya. Apabila training tersebut kita mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan memperoleh sertifikasi “tattaqun“, katanya. Sedangkan yang dimaksud dengan 2 cahaya penerang, yaitu cahaya Ramadhan dan cahaya Al-Quran untuk menerangi 2 kegelapan, yakni kegelapan dalam Kehidupan Dunia dan kegelapan Alam Kubur. Dalam kehidupan dunia, manusia tidak sedikit yang tersesat serta terjerembab pada jebakan Syetan yang membawanya pada kerugian dunia & akhirat tanpa mereka sadari. Cahaya Ramadhan dan cahaya Al-Quran lah yang dapat menerangi manusia atas berbagai model jebakan kehidupan duniawi [yang bersifat sementara itu], sehingga mereka mampu memilah dan memilih amal mana yang akan dilaksanakan dan mana yang seharusnya dihindari. Salah satu peran Al-Quran adalah pengobat hati dan pengingat maut, melalui peran ini maka manusia mampu menggerakkan semua potensi yang dimilikinya untuk diberdayakan ke arah yang positif, kata Ustad Z.A. Mustofa, M.Ag. menambahkan.