Enter your keyword

Penandatanganan Peta Gempa Indonesia 2010 oleh Menteri Pekerjaan Umum

Tanggal 1 Juli 2010, Tim Revisi Peta Gempa Indonesia telah menghadap Menteri Pekerjaan Umum di Gedung Sapta Taruna, Jalan Patimura nomor 20 Jakarta untuk melaporkan hasil studi akhir mengenai pembuatan Peta Gempa Indonesia yang baru. Pada saat yang sama hasil studi berupa peta telah diterima secara resmi dan ditandatangani oleh Bapak Joko Kirmanto.

Tim Revisi Peta Gempa Indonesia dibentuk oleh Ketua Panitia Teknis Revisi Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) Kementrian Pekerjaan Umum, Dr. Ir Basuki Hadimulyo pada tanggal 30 November 2009 di Inspektorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum.

Tim penyusun Peta Gempa Indonesia 2010 yang sebagian besar dari ITB ini terdiri atas  Ketua: Prof. Masyhur Irsyam (ITB), Wakil Ketua Dr.Ir I Wayan Sengara (ITB), Sekretaris Fahmi Aldiamar, ST.MT (PU), Prof. Sri Widiyantoro (ITB), Dr. Wahyu Triyoso (ITB), Ir.Engkon Kertapati (ESDM), Dr. Danny Hilman (LIPI), Ir. M. Ridwan (PU), Dr. Irwan Meilano (ITB), Ir. M. Asrurifak, MT (Mahasiswa Doktoral ITB)

Salah satu alasan yang mendasari perlunya dilakukan revisi peta gempa Indonesia ini diantaranya adalah dengan adanya beberapa kejadian gempa besar 10 tahun terakhir seperti gempa Aceh (Desember 2004) dengan magnitudo 9.2 dan gempa Nias (Maret 2005) 8.7, yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Perlunya mengikuti perkembangan standar perencanaan bangunan internasional dimana umumnya digunakan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun. (gempa 2500 tahun) serta perlunya melakukan unifikasi peta yang dapat digunakan untuk seluruh tipe infrastruktur meliputi bangunan Gedung, Jembatan dan Bangunan Air.

Tim ini telah melakukan perhitungan berdasarkan data seismisitas terkini, hasil-hasil riset terbaru seismotektonik dan patahan aktif di Indonesia serta dianalisis menggunakan model sumber gempa 3-D dengan mengacu pada standar Internasional yang berlaku dan software yang diakui dan digunakan secara internasional.

Peta yang dihasilkan terdiri dari peta percepatan puncak di batuan dasar dan respon spektra  T = 0.2 detik dan 1.0 detik untuk probabilitas terlampaui 10 % dan 2% dalam 50 tahun umur bangunan atau setara dengan periode gempa 500 dan 2500 tahun. Peta yang sudah ditandatangani ini akan dijadikan acuan untuk perencanaan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.