Enter your keyword

KELAS 29

Dosen:

  • Ir. R. Muslinang Moestopo., MSEM., Ph.D.
  • Muhammad Riyansyah, ST., Ph.D.

Kelompok 1 :
SEABREAKER: Alternatif Solusi Abrasi Pantai Desa Bedono
Desa Bedono di Kabupaten Demak mengalami kerusakan parah akibat fenomena abrasi yang mengakibatkan mundurnya garis pantai. Beragam cara seperti penanaman mangrove telah dicoba, namun efeknya belum seberapa. Kelompok 01 menawarkan solusi dalam mengatasi permasalahan di pesisir pantai Desa Bedono, yaitu struktur pelindung pantai berupa kombinasi antara seawall dan breakwater (seabreaker) dengan breakwater sebagai pelindung terluar dan seawall sebagai pelindung ekstra. Struktur ini diharapkan mampu menjadi sistem yang tidak hanya terjangkau dan tangguh dalam mencegah abrasi, tetapi juga mampu menyediakan peluang peningkatan ekonomi, perkembangan sektor pariwisata, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Semua orang berhak atas lingkungan yang lestari. Oleh karena itu, diperlukan pihak yang mampu untuk mewujudkan harapan tersebut. Lantas, kalau bukan kita yang berusaha untuk mewujudkannya, siapa lagi?

Kelompok 2 :
Jumlah sampah plastik di laut sudah sangat memprihatinkan. Indonesia menduduki peringkat kedua sedunia, negara dengan jumlah sampah plastik terbanyak di lautan. Sampah plastik ini mengakibatkan serangkaian permasalahan yang tidak hanya berdampak pada kelangsungan hidup biota laut, tetapi juga kesehatan manusia. Kami berupaya menawarkan solusi untuk mengatasi sampah plastik sebelum sampai ke laut. Adapun proyek kami bernama “Turbin Berjaring”. Tertarik dengan proyek kami? Simak penjelasan singkat mengenai proyek kami di video ini.

Kelompok 3 :
Kelompok 3 K-29 PRD FTSL memilih permasalahan abrasi di Pantai Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Rusaknya ratusan rumah warga dan berbagai sarana prasarana sejak 12 tahun yang lalu mendasari tuntutan untuk diadakannya suatu rancangan infrastruktur untuk mengatasi abrasi di wilayah pesisir Muara Gembong. Berdasarkan hasil kajian dan analisis yang telah kami lakukan, kami memilih kombinasi antara breakwater sisi miring dan groyne tipe I sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan abrasi di Pantai Muara Gembong ini. Dengan mempertimbangkan segala aspek kriteria dan spesifikasi yang sesuai, desain breakwater dan groyne yang kami rancang ini memiliki keunggulan berupa 4E, yakni efektif, ekonomis, estetis, dan ekologis. Dengan begitu, abrasi di Pantai Muara Gembong dapat teratasi dan garis pantai akan terlindungi.

Kelompok 4 :
Sistem infrastruktur sipil yang dirancang adalah jembatan lengkung rangka yang mempunyai bentang 685 m dan lebar 11 m melewati Ngarai Sianok sebagai penghubung daerah dengan daerah lain, sistem perpipaan dari Danau Maninjau ke embung yang mempunyai panjang total 13.485 m untuk menyalurkan air ke sistem irigasi, dan embung sebagai penampung air berukuran 40 x 25 m. Pengambilan air danau menggunakan pompa air tanpa motor atau hidram (hydraulic ram). Sebuah alat filtrasi pipeline strainer digunakan untuk menyaring sedimen tersebut. Dalam penerapan perancangan, jenis pipeline strainer yang digunakan adalah basket strainer karena aliran air yang melewati pipa akan mempunyai arah secara horizontal. Sistem infrastruktur sipil ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan akses jalan dan pengairan bagi kedua daerah.

Kelompok 5 :
[Our solution to make a plastic-free ocean 🌊]
Plastik adalah penemuan luar biasa. Buktinya, sampah plastik adalah penyumbang jenis sampah terbesar di dunia. Namun, penemuan luar biasa ini juga menimbulkan permasalahan luar biasa. Permasalahan sampah yang berakhir di perairan kian meresahkan dunia. Terutama sampah mikro yang tidak dapat dikumpulkan semata oleh tenaga manusia. Dengan rasa keingintahuan, kelompok kami berdiskusi untuk mendapatkan solusi dari permasalahan ini. Kami menawarkan double filter-system yang dapat digunakan di sungai dan laut dengan alat yang sama, dan mampu menyaring sampah hingga ukuran mikro tanpa saluran energi berpolusi.
Untuk informasi lebih lanjut, kalian dapat menyimak video singkat berikut

Kelompok 6 :
[ALDI TAHER PERGI KE WARTEG WAPRES ?!]
Alkisah ada seorang petani bernama Aldi Taher. Beliau mempunyai lahan pertanian yang sangatt luassss…Namun, mengenaskannya, tiada setetes pun air yang mampu membuat tanamannya tetap hidup saat musim terik menerpa…Mata melihat pandang, di seberang sana, terdapat surga lautan yang dapat melepas dahaga dari tanaman miliknya. Namun sayang, terdapat sebuah jurang yang memisahkan mereka. Setelah bertanya sana-sini, akhirnya Aldi Taher telah membulatkan keputusannya untuk mengontak PT Waskami, sebuah perusahaan “anti pisah-pisah club” yang telah maju dalam bidang konstruksi. Dalam praktiknya, PT Waskami tak pernah bermain-main dalam merancang suatu infrastruktur. Konsep telah didesain berdasarkan sketchup, lumion, dan telah lulus uji SAP 2000. Setelah melakukan serangkaian investigasi, akhirnya PT Waskami memutuskan untuk merancang infrastruktur dengan konsep “Warteg Wapres”.
Apa itu Warteg Wapres??!! Penasaran kan? Sok gaspoll tonton video berikut ini.
Salam,
Angry Wilbird and friends

Kelompok 7 :
“Pembangunan Infrastruktur Akan Selalu Ada Selama Masih Ada Peradaban Manusia”
Kami, Kelompok 07 K-29 PRD FTSL menghadirkan sebuah desain Infrastruktur Sipil yang tidak hanya sebagai sarana transportasi, tetapi juga sebagai sarana irigasi. Hal ini kami lakukan demi menjawab permasalahan infrastruktur yang ada di daerah Danau Maninjau, Sumatera Barat. Setelah berdiskusi panjang dan menganalisis seluruh alternatif solusi, Infrastruktur yang kami buat adalah Sistem Pipa dan Jembatan bertipe Arch Bridge. Sistem ini menggunakan pipa dan rangka yang kuat sehingga mampu bertahan lama, selain itu sistem ini juga ramah lingkungan dan biaya pembangunannya pun relatif lebih murah. Dengan segala kelebihannya, kami yakin desain kami merupakan solusi terbaik untuk menjawab masalah infrastruktur sipil di Danau Maninjau, sehingga pengembangan potensi di daerah tersebut bisa terlaksana secara maksimal.

Kelompok 8 :
Kami dari kelompok 8 K29 FTSL membuat bangunan untuk mencegah dan mengatasi abrasi di Pantai Glagah. Kami memutuskan menggunakan modifikasi groin tipe T yang mengombinasikan bangunan breakwater dan groin serta menggunakan hutan bakau sebagai solusi tambahan. Kombinasi groin dan breakwater serta hutan bakau yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber mata pencaharian, menjadikan desain ini sebuah desain yang cukup komplit yang memenuhi berbagai macam aspek penilaian.