Enter your keyword

KELAS 30

Dosen:

  • Dr. Mochammad Chaerul, ST., MT.
  • Dr. Widyaningtias, ST., MT.

Kelompok 1 :

Seabin

[SEABIN]

Seabin dalam bahasa indonesia disebut sebagai tempat sampah laut. Tempat sampah ini dapat menjadi jawaban dari permasalahan sampah di perairan yang selama ini sulit diatasi loh.

Seabin merupakan alat yang dapat menjaring sampah dan memfilter minyak yang ada di perairan, khususnya daerah dermaga. Dengan sumber energi yang berasal dari tenaga surya dan baterai sebagai cadangan, inovasi ini tentunya sangat ramah lingkungan.

Ingin berkontribusi menyelamatkan lingkungan? Menjadi bagian dari penyelamat bumi seperti boboboy?
Seabin siap membantumu!

Kelompok 2 :

Sweecor

Sweecor yang merupakan akronim dari Sweeper – Interceptor adalah sebuah alat pembersih sampah yang berada di permukaan perairan dan juga dasar perairan. Alat ini telah ditambahkan sebuah mekanisme blower sehingga mampu mengangkat sampah–sampah yang ada di dasar perairan. Alat ini didesain untuk bisa bergerak di perairan dan mampu menjangkau area yang lebih luas sehingga sampah yang dibersihkan lebih maksimal. Alat ini juga menggunakan energi dari panel surya sehingga dapat dikategorikan ramah lingkungan. Dengan demikian, Sweecor dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah yang ada di perairan Indonesia.

Kelompok 3 :

Warren Truss Bridge

Warren Truss Bridge merupakan jembatan yang dibangun untuk menghubungkan daerah A dengan daerah B yang terpisah oleh lembah. Jembatan ini juga dilengkapi sistem pengairan untuk menyalurkan air dari danau sekitar daerah A menuju lahan perkebunan dan pertanian di daerah B. Baja IWF yang dijadikan rangka jembatan, dek jalan yang terdiri dari cor beton K 275 & aspal, dan handrail berupa baja HSS menjamin sistem jembatan yang kuat dan kokoh. Sistem pengairan yang menggunakan pipa PVC dengan pelapis rangka baja pun akan melewati tahap filtrasi melalui barscreen, lalu selanjutnya dipompa menggunakan pompa air sentrifugal dan ditampung dalam toren air sebelum disalurkan ke lahan yang membutuhkan. Keunggulan dalam konstruksi ini yaitu mudah dibangun, mekanisme yang simpel dan efisien, anggaran yang murah, serta ramah lingkungan. Diharapkan dari rancangan ini dapat terjadi mobilisasi darat serta penyaluran air yang bekerja secara efektif dan efisien.

Kelompok 4 :

Arnawarma Drone

Arnawama drone, alat dinamis yang dapat digunakan untuk menangkap dan mengakut sampah yang berada di permukaan maupun di dasar perairan. Drone air sudah diinovasikan dengan sistem filtrasi yang mampu menjaring sampah makro hingga mikro. Arnawama drone yang dioperasikan dengan remote wireless ini, menggunakan baterai lithium yang tahan hingga 6 jam. Drone air ini tersusun oleh material tri-fiber composite dan HDPE, dilengkapi dengan 3 motor penggerak dan kamera full hd untuk memudahkan navigasi mencari sampah yang berada di perairan. Alat ini juga dapat menampung hingga 300kg sampah.

Kelompok 5 :

Permeable Structure

[MEMBANGUN DENGAN ALAM??!!]

Dalam upaya penanganan erosi di pantai pesisir Aceh Barat, banyak hal yang sebenarnya bisa menjadi solusi dari permasalahan ini. Jika berbicara tentang bangunan pelindung pantai, pasti akan langsung terbesit bangunan yang besar, kuat, dan mahal. Akan tetapi, pernahkah kita memikirkan sebuah solusi yang mampu memberikan dampak maksimal, namun tetap ramah lingkungan dan terjangkau??
Melalui konsep membangun bersama alam ( Building With Nature ), muncullah sebuah ide pembangunan soft structure di pesisir pantai yaitu Permeable Structure yang nantinya mampu membantu regenerasi hutan mangrove disekitarnya, sehingga menjadi sebuah pertahanan alami bagi pantai.
Jadi, untuk apa lagi kita mengandalkan bangunan yang mahal dan besar jika kita punya solusi yang lebih efektif dan ekonomis?

Kembangkan Pola Pikirmu, Kembangkan Indonesia!
Inovasi Kami untuk Negeri!

Kelompok 6 :

Cable Stayed Bridge with Integrated Pipelines System and Water Treatment

• Cable-Stayed Bridge with Integrated Pipelines System and Water Treatment •

Solusi untuk permasalahan daerah A dan B yang terpilih adalah pembangunan Cable-stayed bridge untuk menghubungkan kedua daerah, serta Water Treatment dan sistem perpipaan yang terintegrasi dengan jembatan untuk menyalurkan air dari daerah A ke B. Cable-Stayed Bridge merupakan jembatan yang dibangun dengan kabel dek yang bersambungan dengan tower atau pilar, didirikan dekat dengan penyangga atau di tengah bentang struktur jembatan. Water Treatment merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air agar dapat diterima untuk penggunaan akhir dalam kondisi tertentu yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu unit penampungan awal, unit pengelolaan air, dan unit penampungan akhir.

Kelompok 7 :

Seabang

[INOVASI SEABANG]

Seabang (Seawall berlubang), merupakan sebuah bangunan yang dapat berfungsi menahan ombak,
menangkap sedimen, serta mencegah overflow. Dapat menjadi solusi permanen dan efektif untuk
mengembalikan garis pantai yang terkikis di Pantai Kuwaru, Bantul, Yogyakarta. Bangunannya dibuat
secara pracetak agar dapat meminimalisir dampak lingkungan dan kemudahan pembangunan.
Seabang menjadi alternatif solusi yang baik, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs)

Kelompok 8 :

Offshore Breakwater

[Offshore Breakwater : Struktur Pelindung Pantai Kuta yang Paling Tepat]
Pantai Kuta adalah salah satu pantai wisata terpopuler di Indonesia. Pada saat ini, hal yang menjadi kekhawatiran di Pantai Kuta adalah terjadinya erosi pantai mengakibatkan kemunduran garis pantai sejak tahun 1970-an.
Untuk menangani kemunduran garis pantai, dibutuhkan struktur pelindung pantai yang tepat. Dengan menggunakan metode MCDA, offshore breakwater merupakan struktur pelindung yang paling tepat untuk Pantai Kuta.