Enter your keyword

Mahasiswa ITB Eco-House Design Competition VI UGM

Mahasiswa ITB Eco-House Design Competition VI UGM

Indonesia sebagai negara maritim tentu memiliki jumlah nelayan yang tinggi sehingga kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan ikut meningkat. Isu yang sedang hangat diperbicangkan saat ini adalah perumahan nelayan di kawasan pesisir yang tidak terintegrasi sehingga menyebabkan ekosistem di kawasan pesisir menjadi terganggu. Selain itu, akibat perumahan yang tidak terintegrasi mengakibatkan kerusakan lingkungan. Kepedulian akan permasalahan nelayan dan lingkungan kawasan pesisir menjadi motivasi bagi mahasiswa ITB untuk ikut memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Pada Minggu (23/05/2015), tim Kuya AMS Ganesha yang terdiri dari Suyudi Akbari Habibi (Teknik Sipil 2012), Mario Hartono (Teknik Sipil 2012), Aulia Syaffitri (Arsitektur 2012), dan Setianingtyas Permatasari (Arsitektur 2012) dengan dibimbing oleh Ir. M.Cahyono, Ph.D (Dosen Teknik Sipil) dan Permana, ST. MT. (Dosen Arsitektur) mengikuti Lomba Eco-House Design Competition VI yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) UGM, Yograkarta.

Setelah lolos menjadi 5 besar finalis mengalahkan 39 tim lain dari berbagai universitas se-Indonesia, tim Kuya AMS Ganesha mempresentasikan ide besar, maket, siteplan perumahan, dan tiap tipe rumah di Food Park BNI UGM, Yogyakarta. Juri pada perlombaan ini berasal dari ahli berbagai bidang diantaranya arsitektur, lingkungan, dan ketekniksipilan yang akhirnya menetapkan Tim Kuya AMS Ganesha menjadi juara 1.

eco_housePada kompetisi ini, TIM Kuya AMS Ganesha mengusung konsep Integrated Modular Housing yang akan dikembangkan di Teluk Labuan, Banten. Integrated Modular Housing merupakan konsep perumahan terintegrasi dengan adanya sistem blok di setiap perumahan (modular), sistem perluasan kawasan yang fleksibel, dan unit rumah yang dapat diupgrade dalam 15 tahun kedepan (gradual).Untuk mendukung keberlanjutan kawasan, kami menerapkan Skema 4G (Green Water, Green Waste, Green Energy, dan Green Housing). Fitur-fitur pendung skema Green Water tersebut diantaranya Kolam Retensi, Sumur Akuifer Injeksi, Rain Water Harvesting, dan Penggunaan Teknologi IPAB-ITB. Fitur Pendukung Skema Green Waste adalah dengan menggunakan pengolahan limbah secara komunal dan rekayasa sosial masyarakat dengan Bank Sampah. Fitur Green Energy dengan menerapkan Solar Cell untuk kebutuhan listrik kawasan perumahan dan Wind Turbine untuk kebutuhan mandiri Tower sebagai pusat komunitas. Fitur Green Housing dengan dibuatkan rumah panggung sehingga mendukung konsep LID (Low Impact Development) dan adanya bukaan pada atap rumah sehingga lebih hemat energi pengganti AC. Mimpi tim kuaya AMS Ganesha adalah dengan perumahan ini nelayan di Indonesia dapat menjadi produktif sehingga daerah pesisir yang biasanya merupakan transit dapat dijadikan destinasi bahkan dapat menjadi kawasan pariwisata.

Menurut Aulia Syaffitri (Arsitektur 2012), dengan mengikuti perlombaan ini ia merasa dapat mengaplikaikan ilmu yang didapatkan di perkuliahan. Selain itu hal ini sejalan dengan Tri-Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat). Ia berharap, semoga prestasi ini menjadi motovasi besar untuk meraih prestasi yang lebih besar lagi dan dapat menjadi sumbangsih yang nyata bagi bangsa Indonesia. Saatnya mahasiswa Indonesia hari ini melahirkan karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat guna mengatasi solusi permasalahan bangsa. Semoga kedepannya, saya dan teman-teman dapat berkontribusi lebih besar lagi tidak hanya sebatas ide namun mampu kami realisasikan bekerjasama dengan stakeholder pemerintah dan swasta.eco-house

Berbeda dengan Aulia, Mario Hartono (Teknik Sipil 2012) mendedikasikan prestasinya untuk teman-teman HMS dan IMA-G yang selalu mendukung setiap proses tim ini sehingga dapat menghasilkan karya yang baik. Hasil perlombaan ini merupakan buah dari kolaborasi yang baik antara ilmu teknik sipil dan arsitektur. Begitu pula untuk membangun Indonesia, kita harus berkolaborasi dengan rumpun ilmu yang lain sehingga solusi yang dihasilkan dapat komprehensif.Bukan lagi arogansi jurusan namun saatnya berkolaborasi untuk menghasilkan karya nyata untuk Indonesia